Ketika berbicara tentang investasi reksadana, dua pilihan populer sering menjadi perbandingan utama: Reksadana Pendapatan Tetap dan Reksadana Saham.
Keduanya memiliki keunggulan masing-masing, namun juga membawa risiko dan potensi keuntungan yang berbeda. Lalu, mana yang lebih cocok untuk Anda?
Agar tidak salah langkah, yuk kita bandingkan secara menyeluruh kedua jenis reksadana ini dari berbagai sisi: risiko, return, tujuan investasi, dan profil investor yang sesuai.
Pengertian dan Cara Kerja
Reksadana Pendapatan Tetap
Merupakan reksadana yang mengalokasikan minimal 80% dananya ke instrumen obligasi atau surat utang jangka menengah hingga panjang.
Tujuannya adalah memberikan pendapatan tetap berupa kupon (bunga) dari obligasi yang dibeli.
Reksadana Saham
Merupakan reksadana yang menempatkan minimal 80% dari portofolionya pada saham-saham yang tercatat di bursa efek.
Return-nya tergantung dari kenaikan harga saham (capital gain) dan dividen yang diterima dari saham-saham tersebut.
Risiko dan Fluktuasi
Aspek | Reksadana Pendapatan Tetap | Reksadana Saham |
Risiko Pasar | Rendah – menyesuaikan suku bunga | Tinggi – sangat dipengaruhi pasar saham |
Fluktuasi Nilai | Stabil, tidak banyak berubah harian | Bisa naik turun drastis harian |
Risiko Kerugian | Ada, tapi lebih terkontrol | Lebih besar, terutama saat pasar turun |
Kesimpulan: Reksadana pendapatan tetap lebih aman untuk investor yang menghindari volatilitas tinggi.
Imbal Hasil (Return)
Aspek | Reksadana Pendapatan Tetap | Reksadana Saham |
Return Tahunan Rata-rata | ±6–8% | ±10–20% (tergantung pasar) |
Stabilitas Return | Konsisten | Tidak stabil, sangat fluktuatif |
Potensi Keuntungan Jangka Panjang | Sedang | Tinggi |
Kesimpulan: Reksadana saham menawarkan return lebih besar, tapi risikonya juga lebih tinggi.
Jangka Waktu Investasi
Aspek | Reksadana Pendapatan Tetap | Reksadana Saham |
Jangka Waktu Ideal | 1–5 tahun (jangka menengah) | ≥5 tahun (jangka panjang) |
Tujuan Investasi Cocok | Dana pendidikan, dana liburan, dana pensiun menengah | Dana pensiun, aset jangka panjang, warisan |
Kesimpulan: Jika Anda punya rencana jangka panjang, reksadana saham lebih optimal. Tapi untuk rencana 1–5 tahun, pendapatan tetap lebih aman.
Profil Investor yang Sesuai
Karakteristik Investor | Reksadana Pendapatan Tetap | Reksadana Saham |
Risiko Rendah, Ingin Stabilitas | Cocok | ❌ Kurang cocok |
Pemula yang Baru Belajar Investasi | Sangat cocok | ❌ Disarankan setelah berpengalaman |
Siap Ambil Risiko demi Potensi Besar | ❌ Kurang cocok | Cocok |
Tujuan Keuangan Jangka Panjang (>5 tahun) | ❌ Bisa, tapi kurang optimal | Sangat cocok |
Ingin Dana Aman untuk Tujuan Jangka Menengah | Cocok | ❌ Kurang cocok |
Kesimpulan:
- Reksadana Pendapatan Tetap cocok untuk pemula, orang tua, dan investor konservatif.
- Reksadana Saham cocok untuk investor agresif dan yang mengejar pertumbuhan jangka panjang.
Contoh Produk Reksadana Populer
Jenis Reksadana | Nama Produk Populer | Return 1 Tahun (±) |
Pendapatan Tetap | Sucorinvest Bond Fund, Manulife Obligasi Unggulan | 6–8% |
Saham | Sucorinvest Equity Fund, Schroder Dana Prestasi Plus | 12–20% |
Catatan: Return bisa berubah sesuai kondisi pasar dan manajer investasi. Selalu periksa fund fact sheet sebelum membeli.
Tips Memilih Sesuai Kebutuhan Anda
- Tentukan Tujuan Investasi Anda: Jangka pendek, menengah, atau panjang?
- Kenali Profil Risiko Anda: Apakah Anda nyaman dengan fluktuasi besar?
- Pertimbangkan Kondisi Keuangan Saat Ini: Jika Anda masih membangun dana darurat, pendapatan tetap bisa jadi awal yang bijak.
- Gunakan Platform Resmi dan Legal: Seperti Bibit, Ajaib, Bareksa, atau Pluang.
Reksadana Pendapatan Tetap lebih cocok untuk:
- Pemula
- Investor konservatif
- Tujuan jangka menengah
- Mereka yang menghindari risiko besar
Reksadana Saham lebih cocok untuk:
- Investor berpengalaman
- Profil risiko agresif
- Tujuan jangka panjang
- Siap menghadapi fluktuasi pasar
Tidak harus memilih satu saja. Anda bisa kombinasikan keduanya untuk membangun portofolio investasi yang seimbang sesuai tujuan dan kenyamanan Anda.